PEMBAHASAN
Data
Yang Dikumpulkan Melalui Study Kasus
A. Identitas
Diri
Nama
Lengkap : Fitri Amalia
Nama
Panggilan : Amel
TTL : Kediri,20
Desember 2001
Umur : 12
Kelas : IV
Sekolah : SDN Ringinrejo I
Pelajaran
Kesukaan : IPS
Hobi : Membaca buku
cerita, bersepeda
Cita-cita : Guru TK
Alamat : Dsn.Petung
Ds.Sambi Ringinrejo Kediri
B. Latar
Belakang Keluarga
*Ayah
Nama : Suparno (Alm)
Pekerjaan : -
Pendidikan
Terakhir : SD
*Ibu
Nama : Juminah
Pekerjaan : Momong/Babysitter
Pendidikan
Terakhir : SD
Anak
ke : 3
Saudara : 3
Status
Ekonomi Sosial
Amel
berasal dari keluarga yang sederhana dan dapat dibilang berkecukupan. Walaupun
ayahnya telah meninggal tapi penghasilan sang ibu sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari.
IDENTIFIKASI MASALAH
Tetangga
saya yang bernama Fitri Amalia dengan tanggal lahir 20 Desember 2001. Dia
adalah seorang anak SD kelas IV di SDN Ringinrejo I di Dsn.Petung RT.01 RW.03
Ds.sambi Kec.Ringinrejo Kab.Kediri. Dia adalah seorang anak dari pasangan suami
istri yang bernama Bpk.Suparno (Alm)
dan Ibu Juminah. Dilihat dari segi ekonomi ibu Juminah adalah keluarga yang
berkecukupan. Ibu Juminah yang berkerja sebagai babysitter alias momong jarang
ada waktu senggang yang disibukkan oleh pekerjaannya. Padahal sebelum ibu amel
bekerja momong anak, Amel dapat dikatakan sebagai anak yang lumayan daripada
kali akhir-akhir ini,semangat belajarnya mulai menurun ketika sang ibu
bekerja menjadi babysitter. Sebagai seorang anak babysitter mungkin dia kurang perhatian dan kurangnya komunikasi
dengan ibunya, yang akhirnya dia, Amel, sangat pendiam dan pemalu.
DIAGNOSIS
Semakin hari perasaan tidak percaya
diri pun semakin terlihat. Apalagi ia pernah tidak naik kelas, ia merasa bahwa
ia telah di dicap oleh keluarganya juga para tetangga bahwa ia adalah anak yang
bodoh. Sehingga ia merasa bahwa untuk bangun dari kebodohannya itu sulit karena
sudah dicap tadi dengan kata lain ia down.
Hal itulah yang membuat hatinya semakin kecil. Itu semua adalah hanya segelintir
dari beberapa faktor yang mendukung dari berbagai masalahnya. Masalah utama
yang ia hadapi adalah kurangnya perhatian orang tua setelah ibunya menjadi babysitter. Memang anak seusianya masih
membutuhkan perhatian yang lebih, juga membutuhkan motivator yang mampu
mendorongnya lebih maju bukan motivator yang semakin hari semakin menjatuhkan.
PRAGNOSIS
Disiniah peran konselor lebih aktif,
dalam konseling konselor diharapkan mampu mengentas klien dari berbagai masalah
yang dihadapi. Koselor harus mampu membangkitkan semangat belajar. Ada beberapa
langkah yang saya lakukan seperti memberi motivasi bahwa kegagalan dalam
belajar itu wajar dan yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit bukan
merenungi kegagalan yang berlalu dan lupa untuk bangkit, juga memberi sugesti
bahwa dia itu tidak sebodoh yang orang luar fikir. Dan saya berusaha memberi
sedikit insiparasi supaya dia mau membangkitkan semangatnya. Selain itu sebagai
konselor saya memberi bimbingan orang tua, dengan membicarakan baik-baik kepada
orang tua, bahwa Amel membutuhkan dekapan kasih sayang, bimbingan dan perhatian
seorang ibu.
PEMBERIAN BANTUAN
Bimbingan kognitif-perilaku menitikberatkan
pada pembangunan pikiran negatif individu yang tersimpan dalam kognitif siswa. Pola-pola
pikir tersebut haruslah diubah menjadi pola pemikiran rasional. Selain itu saya
sebagai konselor harus mampu merubah pola fikir dan pola perilakunya terutama
dalam hal belajar. mengurangi hal-hal negatif yang dilakukan Amel di sekolah
maupun dirumah. Pertama adalah memberi dorongan, dan motivasi. Selain itu
sebagai seorang konselor diharapkan kita mampu memberi bimbingan kepada orang
tua, yang dimaksud memberi bimbingan kepada orang tua yaitu dimana kita mampu
memberi pengarahan kepada orang tua sehingga peran orang tua tidak hilang.
Semisal orang tua akan lebih banyak memberikan waktunya untuk anak (mampu
memberikan sedikit waktu untuk anak). Orng tua mampu menjadi motivasi bagi anak
dn lain sebagainya.
EVALUASI dan TINDAK LANJUT
Selama
proses pemberian berlangsung disinilah konselor memberikan beberapa tindak
lanjut seperti yang telah saya tulis diatas; memotivasi, memeberikan dorongan
dan yang paling utama dalah memberi pengertian kepada orang tua akan masalah
anaknya. Karena dapat kita lihat bahwa sesungguhnya masalah anak ini adalah
kurangnya perhatian. Adakalanya seorang anak kurang perhatian sehingga anak
tersebut melakukan hal-hal yang kurang wajar sehingga anak berharap bahwa dia
akan diperhatikan oleh orang tuannya.